Selasa, 16 September 2014

GASTROENTERITIS


A.     Pengertian
Diare adalah suatu keadaan bertambahnya kekerapan dan keenceran BAB, yang lebih dari 3x dengan atau tanpa darah/dengan lendir dalam tinja dalam waktu 20 jam pertama dengan temperature rectal diatas 38ºC.
Menurut Suradi dan Rita (2001) diare di artikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi BAB 1x atau lebih dg bentuk encer atau cair. 

B.     Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :
1.      Faktor infeksi
a.      Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare.
·  Infeksi bakteri: vibrio, E. coli, Salmonela
·  Infeksi virus    : entero virus, rota virus
·  Infeksi parasit : cacing dan protozoa
b.      Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan, keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 th.
2.      Faktor Malabsorbsi
a.      Malabsorbsi karbohidrat
b.      Malabsorbsi lemak
c.       Malabsorbsi protein
3.      Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4.      Faktor psikologis, rasa takut dan cemas walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.

C.     Klasifikasi
·  Dehidrasi  ringan BB menurun           2-5%
·  Dehidrasi sedang BB menurun           5-8%
·  Dehidrasi berat BB menurun              8-10%

D.    Tanda dan Gejala
1.      Frekuensi BAB meningkat lebih dari 3-10x/menit
2.      Turgor kulit menurun
3.      Nadi cepat
4.      Nyeri perut
5.      Bising usus meningkat 8-12x/menit
6.      Suhu subfebris (38ºC)
7.      Banyak keluar keringat
8.      Mual
9.      Muntah

E.     Manifestasi Klinis
Diare yang berlangsung lama (berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara menetap atau berulang dan penderita akan mengalami penurunan berat badan.
1.      BAB kadang bercampur darah, kadang tidak
2.      Tinja yang berbuih
3.      Konsistensi tinja tampak berlendir
4.      Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak
5.      Penderita merasakan sakit perut
6.      Rasa kembung
7.      Kadang-kadang demam

F.     Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya GE, ialah : masuknya virus, bakteri, atau parasit. Beberapa pathogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi sel-sel, memproduksi cytotoksin dimana merusak sel-sel atau melekat pada dinding usus. Penularan GE bila melalui feka oral dari penderita, beberapa kasus ditemui penyebaran pathogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan asmotik (makanan yang tidak dapat di serap akan menyebabkan tekanan asmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan gizi (intake & output) hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

G.    Penatalaksanaan medis
1.      Pemberian cairan
·  Cairan per-oral : pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang di berikan peroral berupa cairan yang bersifat Nacl dan NaHCO2 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera kadar natrium 90 meg/l, pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan – sedang kadar natrium 50-60 meg/l. formula lengkap disebut oralit, yang tidak lengkap yaitu larutan, gula, garam & tajin karena banyak mengandung NaCl & sukrosa.
·  Cairan parenteral : diberikan pada pasien yang mengalami dehidrasi besar

2.      Obat-obatan : prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit & glukosa atau karbohidrat.

H.    Pemeriksaan fisik
1.      Keadaan umum : lemas, gelisah, lesu
2.      System pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat >35x/menit, nafsu makan menurun
3.      System pernafasan  : dispnea, pernapasan cepat >40x/menit karena osidosis metabolic (kontraksi otot pernapasan)
4.      System cardiovaskuler : nadi cepat >120x/menit & lemah, tensi menurun pada diare sedang.
5.      System integument : warna kulit pucat, turgor kulit menurun >2 detik, suhu tubuh meningkat >37ºC, akral hangat, akral dingin (waspada syok), copilary refill time memanjang >2 detik, kemerahan pada daerah perianal
6.      System perkemihan : urine produksi oliguria sampai anuria 200 – 400 ml/24 jam, frekuensi berkurang dari sebelum sakit

I.        Komplikasi
1.      Dehidrasi
2.      Penjatan hipovolemik
3.      Hipoglikemia
4.      Kejang
5.      Malnutrisi

DIAGNOSA
1.     Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
2.    Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berubungan dengan mual dan muntah.
3.   Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.                                

                                                           
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan. Ditandai dengan pasien BAB cair lebih dari 3x/hari, mual, muntah, pasien lemah, turgor kulit menurun.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24jam diharapkan keseimbangan cairan pasien kembali normal.
KH :
a.      intake dan output seimbang
b.      diare berhenti
c.       turgor kulit membaik
d.      tidak mual dan muntah
e.       mukosa bibir lembab
f.        kadar elektrolit dalam batasan normal
Intervensi :
a.      lakukan pendekatan pada penderita
R/ memudahkan kerjasama antara perawat dan pasien
b.      catat frekuensi, jumlah dan konsistensi fases yang keluar
R/ memudahkan mendeteksi dini kekurangan cairan dan elektrolit dalam tubuh
c.       anjurkan penderita untuk minum banyak
R/ untuk mengganti dan memenuhi cairan tubuh per-oral
d.      observasi ttv tiap 3jam sekali atau lebih sering
R/ membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intavaskuler dan mendeteksi dini tanda-tanda dehidrasi.
e.       Anjurkan penderita untuk tidak makan, makanan yang dapat merangsang diare
R/ untuk mencegah diare lebih lama lagi
f.        Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat intravena atau infuse
R/ terapi yang tepat dan cepat dapat mempercepat kesembuhan dan mencegah komplikasi secara dini.

2.      Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berubungan dengan mual dan muntah.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24jam diharapkan kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi.
KH :
a.      Intake nutrisi yang adekuat
b.      Mual muntah tidak ada
c.       Pasien dapat menghabiskan porsi makan yang telah disajikan
d.      HB dalam batas normal : 12-17 gr%
e.       Pasien tidak terlihat anemis
Intervensi :
a.      Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga
R/ mempermudah kerjasama antara perawat dan pasien
b.      Kaji tingkat nutrisi pasien
R/ untuk mengetahui keadaan nutrisi pasien
c.       Beri makan dalam porsi kecil tapi sering
R/ untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
d.      Observasi ttv dan BB
R/ untuk mengetahui keadaan umum dan apakah ada penurunan berat badan selama perawatan
e.       Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
R/ untuk mengetahui obat-obat yang akan diberikan.

3.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
Tujuan : rasa nyeri berkurang atau hilang
KH :
a.      Nyeri menurun sampai dengan hilang
b.      Skala nyeri turun menjadi 0
c.       Durasi menurun sampai hilang
Intervensi :
a.      Atur posisi nyaman pasien, missal dengan lutut fleksi
R/ menurunkan tegangan abdomen
b.      Lakukan pengalihan aktivitas untuk member rasa nyaman seperti massage punggung dan kompres hangat abdomen
R/ meningkatkan relaksasi, mengalihkan focus pertatian pasien dan meningkatkan kemampuan koping
c.       Berikan area anorektal dengan sabun ringan dan air setelah defekasi dan berikan perawatan kulit
R/ melindungi kulit dari keasaman feses mencegah iritasi
d.      Kaji keluhan nyeri (skala 0-10) perubahan karakteristik nyeri, petunjuk verbal dan non verbal
R/ mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya
e.       Kolaborasi pemberian obat analgetik dan antikolinergik sesuai indikasi

R/ analgetik sebagai antinyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme fraktus GE dapat diberikan sesuai indikasi klinis.



>>> JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DAN KALAU MENG-COPY JANGAN LUPA CANTUMKAN SUMBERNYA :) TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA SEMOGA BERMANFAAT, AMIN..

0 komentar:

Posting Komentar