A. Pengertian
Diare adalah suatu keadaan bertambahnya kekerapan dan keenceran BAB, yang lebih dari 3x dengan atau tanpa darah/dengan lendir dalam tinja dalam waktu 20 jam pertama dengan temperature rectal diatas 38ÂșC.
Menurut Suradi dan Rita (2001) diare di artikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi BAB 1x atau lebih dg bentuk encer atau cair.
B. Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare.
· Infeksi bakteri: vibrio, E. coli, Salmonela
· Infeksi virus : entero virus, rota virus
· Infeksi parasit : cacing dan protozoa
b. Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan, keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 th.
2. Faktor Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.
C. Klasifikasi
· Dehidrasi ringan BB menurun 2-5%
· Dehidrasi sedang BB menurun 5-8%
· Dehidrasi berat BB menurun 8-10%
D. Tanda dan Gejala
1. Frekuensi BAB meningkat lebih dari 3-10x/menit
2. Turgor kulit menurun
3. Nadi cepat
4. Nyeri perut
5. Bising usus meningkat 8-12x/menit
6. Suhu subfebris (38ÂșC)
7. Banyak keluar keringat
8. Mual
9. Muntah
E. Manifestasi Klinis
Diare yang berlangsung lama (berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara menetap atau berulang dan penderita akan mengalami penurunan berat badan.
1. BAB kadang bercampur darah, kadang tidak
2. Tinja yang berbuih
3. Konsistensi tinja tampak berlendir
4. Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak
5. Penderita merasakan sakit perut
6. Rasa kembung
7. Kadang-kadang demam
F. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya GE, ialah : masuknya virus, bakteri, atau parasit. Beberapa pathogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi sel-sel, memproduksi cytotoksin dimana merusak sel-sel atau melekat pada dinding usus. Penularan GE bila melalui feka oral dari penderita, beberapa kasus ditemui penyebaran pathogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan asmotik (makanan yang tidak dapat di serap akan menyebabkan tekanan asmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan gizi (intake & output) hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.
G. Penatalaksanaan medis
1. Pemberian cairan
· Cairan per-oral : pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang di berikan peroral berupa cairan yang bersifat Nacl dan NaHCO2 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera kadar natrium 90 meg/l, pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan – sedang kadar natrium 50-60 meg/l. formula lengkap disebut oralit, yang tidak lengkap yaitu larutan, gula, garam & tajin karena banyak mengandung NaCl & sukrosa.
· Cairan parenteral : diberikan pada pasien yang mengalami dehidrasi besar
2. Obat-obatan : prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit & glukosa atau karbohidrat.
H. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : lemas, gelisah, lesu
2. System pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat >35x/menit, nafsu makan menurun
3. System pernafasan : dispnea, pernapasan cepat >40x/menit karena osidosis metabolic (kontraksi otot pernapasan)
4. System cardiovaskuler : nadi cepat >120x/menit & lemah, tensi menurun pada diare sedang.
5. System integument : warna kulit pucat, turgor kulit menurun >2 detik, suhu tubuh meningkat >37ÂșC, akral hangat, akral dingin (waspada syok), copilary refill time memanjang >2 detik, kemerahan pada daerah perianal
6. System perkemihan : urine produksi oliguria sampai anuria 200 – 400 ml/24 jam, frekuensi berkurang dari sebelum sakit
I. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Penjatan hipovolemik
3. Hipoglikemia
4. Kejang
5. Malnutrisi
DIAGNOSA
1. Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang
berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berubungan dengan mual dan muntah.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan distensi abdomen.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang
berlebihan. Ditandai dengan pasien BAB cair lebih dari 3x/hari, mual, muntah,
pasien lemah, turgor kulit menurun.
Tujuan
: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24jam diharapkan keseimbangan
cairan pasien kembali normal.
KH
:
a. intake
dan output seimbang
b. diare
berhenti
c. turgor
kulit membaik
d. tidak
mual dan muntah
e. mukosa
bibir lembab
f.
kadar elektrolit dalam batasan normal
Intervensi
:
a. lakukan
pendekatan pada penderita
R/ memudahkan kerjasama antara perawat
dan pasien
b. catat
frekuensi, jumlah dan konsistensi fases yang keluar
R/ memudahkan mendeteksi dini kekurangan
cairan dan elektrolit dalam tubuh
c. anjurkan
penderita untuk minum banyak
R/ untuk mengganti dan memenuhi cairan
tubuh per-oral
d. observasi
ttv tiap 3jam sekali atau lebih sering
R/ membantu mengidentifikasi fluktuasi
cairan intavaskuler dan mendeteksi dini tanda-tanda dehidrasi.
e. Anjurkan
penderita untuk tidak makan, makanan yang dapat merangsang diare
R/ untuk mencegah diare lebih lama lagi
f.
Kolaborasi dengan tim dokter dalam
pemberian obat intravena atau infuse
R/ terapi yang tepat dan cepat dapat
mempercepat kesembuhan dan mencegah komplikasi secara dini.
2.
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berubungan dengan mual dan muntah.
Tujuan
: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24jam diharapkan kebutuhan
nutrisi pasien dapat terpenuhi.
KH
:
a. Intake
nutrisi yang adekuat
b. Mual
muntah tidak ada
c. Pasien
dapat menghabiskan porsi makan yang telah disajikan
d. HB
dalam batas normal : 12-17 gr%
e. Pasien
tidak terlihat anemis
Intervensi
:
a. Lakukan
pendekatan pada pasien dan keluarga
R/ mempermudah kerjasama antara perawat
dan pasien
b. Kaji
tingkat nutrisi pasien
R/ untuk mengetahui keadaan nutrisi
pasien
c. Beri
makan dalam porsi kecil tapi sering
R/ untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien
d. Observasi
ttv dan BB
R/ untuk mengetahui keadaan umum dan
apakah ada penurunan berat badan selama perawatan
e. Kolaborasi
dengan tim medis dalam pemberian terapi
R/ untuk mengetahui obat-obat yang akan
diberikan.
3.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan distensi abdomen.
Tujuan
: rasa nyeri berkurang atau hilang
KH
:
a. Nyeri
menurun sampai dengan hilang
b. Skala
nyeri turun menjadi 0
c. Durasi
menurun sampai hilang
Intervensi
:
a. Atur
posisi nyaman pasien, missal dengan lutut fleksi
R/ menurunkan tegangan abdomen
b. Lakukan
pengalihan aktivitas untuk member rasa nyaman seperti massage punggung dan
kompres hangat abdomen
R/ meningkatkan relaksasi, mengalihkan
focus pertatian pasien dan meningkatkan kemampuan koping
c. Berikan
area anorektal dengan sabun ringan dan air setelah defekasi dan berikan
perawatan kulit
R/ melindungi kulit dari keasaman feses
mencegah iritasi
d. Kaji
keluhan nyeri (skala 0-10) perubahan karakteristik nyeri, petunjuk verbal dan
non verbal
R/ mengevaluasi perkembangan nyeri untuk
menetapkan intervensi selanjutnya
e. Kolaborasi
pemberian obat analgetik dan antikolinergik sesuai indikasi
R/ analgetik sebagai antinyeri dan antikolinergik
untuk menurunkan spasme fraktus GE dapat diberikan sesuai indikasi klinis.
>>> JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DAN KALAU MENG-COPY JANGAN LUPA CANTUMKAN SUMBERNYA :) TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA SEMOGA BERMANFAAT, AMIN..