Senin, 29 September 2014

THROMBOPHLEBITIS

terjadi ketika terjadi pembengkakan dalam satu atau lebih pada vena sebagai akibat dari pembekuan atau penggumpalan darah. Thrombophlebitis terutama terjadi pada vena di kaki, dan kurang umum pada vena di lengan atau leher.
Kondisi ini biasanya berkembang karena imobilitas untuk jangka waktu yang relatif lama, seperti istirahat setelah operasi atau perjalanan dalam waktu yang lama di pesawat. Jika vena yang terkena tepat di bawah kulit, kasus ini disebut trombophlebitis
superfisial. Sedangkan trombophlebitis yang terjadi di dalam jaringan otot disebut dengan deep vein thrombosis (DVT). DVT dapat menyebabkan komplikasi serius jika bekuan menjadi gumpalan (emboli) dan mulai beredar dalam darah, karena dapat menyebabkan penyumbatan arteri paru-paru (emboli paru).
Ada beberapa jenis pengobatan untuk penyakit ini mulai dari pencegahan perawatan diri dan metode untuk pengobatan dan pembedahan.

Penyebab

Kerentanan terhadap trombophlebitis Thrombophlebitis meningkat oleh karena kondisi, antara lain:

  1. Imobilitas untuk jangka waktu yang relatif lama, seperti ketika bepergian, istirahat setelah serangan jantung, atau operasi.
  2. Beberapa jenis kanker, seperti dalam kasus kanker pankreas yang menyebabkan peningkatan procoagulants dalam darah, yaitu zat yang diperlukan untuk pembekuan darah.
  3. Memiliki lengan atau kaki lumpuh akibat stroke.
  4. Memiliki alat pacu jantung atau memiliki kateter di pembuluh darah pusat yang dapat menurunkan aliran darah dan mengiritasi pembuluh darah.
  5. Hamil atau baru saja melahirkan mengakibatkan peningkatan tekanan darah di kaki dan vena pelvis.
  6. Kemungkinan peningkatan pembentukan bekuan darah akibat terapi penggantian hormon atau obat pengontrol kelahiran.
  7. Memiliki riwayat keluarga dengan kecenderungan pembentukan bekuan darah.
  8. Kegemukan
  9. Memiliki varises
  10. Merokok

Minggu, 28 September 2014

ANEMIA


Anemia merupakan penyakit darah atau tepatnya kondisi di mana tubuh kekurangan darah. Anemia sering menyerang wanita namun juga terjadi pada laki-laki dan anak-anak. Selain itu, anemia juga dikaitkan dengan beberapa penyakit serius.
Anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki sel darah merah yang cukup kuat dan sehat untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Pada kondisi ini, sel darah merah tidak cukup mengandung hemoglobin, yakni protein yang memberikan warna merah pada darah, atau bisa juga disebut dengan protein pembawa oksigen ke seluruh bagian tubuh.


Anemia dan gejala jantung
Orang yang mengalami anemia cenderung kekurangan oksigen dalam darah mereka. Hal ini mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa oksigen yang cukup untuk organ-organ di tubuh. Gejala-gejala yang berhubungan dengan jantung dan anemia adalah aritmia (detak jantung tidak normal), sesak napas, dan nyeri dada.

Anemia pada anak
Sekitar satu dari tujuh anak diketahui mengembangkan anemia pada umur dua tahun. Kebanyakan dari mereka yang terkena anemia diketahui akibat kekurangan asupan zat besi. Mereka yang kekurangan zat besi dan mengalami anemia cenderung mengonsumsi makanan-makanan yang tidak sehat. Jika tidak diatasi, anemia bisa mempengaruhi perkembangan otak anak secara permanen.

Anemia pada remaja
Jika anak remaja anda sering merasa lelah, mungkin dia sedang terkena anemia. Para remaja berisiko mengalami anemia karena mereka sedang dalam proses pertumbuhan yang begitu signifikan. Gadis remaja juga lebih rentan terhadap anemia karena periode menstruasi mereka.

Anemia aplastik
Anemia aplastik adalah gangguan langka di mana sumsum tulang tidak membuat sel-sel darah yang cukup untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Anemia aplastik mempengaruhi hanya sekitar tiga dalam satu juta orang. Hal ini dapat disebabkan oleh radiasi tingkat tinggi, paparan bahan kimia tertentu, virus, atau gangguan autoimun di mana tubuh menyerang sumsum tulang. Sekitar satu dari lima kasus diwariskan pendahulunya. Dalam kasus yang parah, seseorang memerlukan transfusi darah atau bahkan transplantasi sumsum tulang.

Anemia sel sabit
Anemia sel sabit adalah kelainan bawaan di mana tubuh menghasilkan bentuk hemoglobin yang tidak normal. Hal ini menyebabkan sel darah merah berubah dari bulat menjadi bentuk sabit dan membuatnya terjebak bersama-sama. Hal ini membuat sel darah merah kesulitan untuk melewati pembuluh darah, menyebabkan rasa sakit dan kerusakan jaringan tubuh. Sel-sel darah merah juga mati lebih cepat daripada sel-sel darah merah normal.

Gejala Anemia
Jika Anda sering merasa lelah meskipun anda telah tidur dengan cukup atau anda tidak memiliki energi untuk beraktivitas, anda mungkin sedang mengalami anemia. Hal ini dapat menjadi masalah terhadap memori atau suasana hati anda. Gejala anemia ditandai mulai dari yang ringan hingga yang mengancam nyawa, beberapa diantaranya adalah lemas, pusing, kulit pucat, sakit kepala, tangan dan kaki terasa dingin atau mati rasa, dan suhu tubuh rendah.

Faktor risiko anemia
Wanita dan orang dengan penyakit kronis memiliki risiko terbesar untuk mengalami anemia. Ketika wanita kehilangan darah saat periode menstruasi yang berat, mereka mungkin mengalami anemia. Kehamilan juga bisa memungkinkan perubahan volume darah seorang wanita yang pada akhirnya dapat menyebabkan anemia. Penyakit kronis seperti penyakit ginjal dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk membuat sel darah merah. Kekurangan asupan zat besi, folat, atau vitamin B12 juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena anemia. Selain itu, ada beberapa jenis anemia yang disebabkan karena faktor keturunan.

Penyebab anemia

  1. Kekurangan zat besiKekurangan zat besi sering dikaitkan dengan anemia. Zat besi yang terkandung pada tumbuh-tumbuhan dan suplemen tidak diserap dengan baik layaknya pada daging merah. Gangguan pencernaan seperti sindrom Crohn (Crohn’s disease), penyakit celiac, atau proses bypass lambung dapat menghambat penyerapan zat besi. Ada beberapa makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi ketika makanan-makanan ini dikonsumsi bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi. Makanan-makanan tersebut adalah produk susu, makanan berkalsium, suplemen kalsium, antasida, kopi, dan teh.
  2. Kekurangan vitamin, Tubuh membutuhkan vitamin B12 dan folat untuk membuat sel darah merah. Kekurangan asupan kedua vitamin ini bisa menyebabkan anemia. Gangguan autoimun atau masalah pencernaan juga dapat mencegah tubuh dalam menyerap vitamin B12. Makanan hewani dan sereal merupakan sumber yang baik dari vitamin B12. Folat (vitamin B9) bisa ditemukan pada sayuran berdaun hijau, buah-buahan, kacang kering, kacang polong, dan lain sebagainya.
  3. Penyakit kronis, Penyakit kronis atau infeksi dapat menyebabkan tubuh untuk membuat lebih sedikit sel darah merah. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hemoglobin. Jika anda kekurangan sel darah merah atau anda kehilangan darah yang cukup banyak, maka tubuh akan mudah mengembangkan anemia. Beberapa obat-obatan dan perawatan medis juga membuat tubuh anda berisiko untuk terkena anemia.
  4. Kehilangan darah, Kehilangan terlalu banyak sel darah merah merupakan penyebab umum dari anemia. Menstruasi berat, bisul, luka, atau operasi dapat menyebabkan kehilangan darah yang cukup untuk menyebabkan anemia terkait dengan kekurangan zat besi. Wanita yang memiliki periode menstruasi yang berat harus mendapatkan cobaan atas ancaman anemia setiap tahunnya.


Diagnosa Anemia

Sebuah tes darah lengkap akan memeriksa level sel derah merah, sel darah putih, trombosit, dan hemoglobin yang ada dalam tubuh anda. Tes ini juga akan memeriksa faktor-faktor lain seperti ukuran rata-rata, variabilitas ukuran, volume, dan konsentrasi hemoglobin sel darah merah. Jika anda kekurangan anemia akibat kekurangan zat besi, maka sel darah merah anda terlihat lebih kecil dari ukuran normal. Dokter mungkin akan bertanya tentang gejala-gejala yang anda alami, obat-obatan yang anda konsumsi, dan riwayat keluarga anda.

Jika tubuh anda memproduksi terlalu sedikit atau terlalu banyak sel darah, atau strukturnya terlihat tidak normal, anda mungkin perlu melakukan tes sumsum tulang. Sumsum tulang, jaringan spons dalam tulang mengandung sel induk yang berubah menjadi sel-sel darah. Dokter akan mengambil sedikit sampel dari sumsum tulang melalui jarum suntik.

Mengobati Anemia

  • Suplemen zat besi

Suplemen zat besi sering dibutuhkan untuk mengatasi anemia yang disebabkan karena kekurangan mineral tersebut. Suplemen zat besi baik dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau minuman yang mengandung vitamin C seperti jus jeruk. Namun jangan konsumsi suplemen zat besi bersamaan dengan kopi, teh, atau makanan/minuman berkalsium karena dapat menghambat penyerapan zat besi. Beberapa orang mungkin perlu mengimbanginya juga dengan mengonsumsi suplemen vitamin B12 dan asam folat.

Zat besi dan kehamilan
Sekitar setengah dari wanita hamil mengalami anemia akibat kekurangan zat besi. Wanita hamil harus mendapatkan sekitar 27 miligram zat besi setiap hari yang berasal dari makanan mereka. Vitamin yang umum dikonsumsi sebelum kelahiran biasanya juga mengandung zat besi.

Kelebihan zat besi
Walaupun zat besi dapat mengatasi anemia, namun kelebihan zat besi bisa menyebabkan masalah serius. Gejala-gejala yang ditimbulkan akibat kelebihan zat besi adalah terkait dengan masalah hati, jantung, dan pankreas. Kadar zat besi yang berlebihan dapat dikurangi melalui proses pengambilan darah (flebotomi) atau dengan bantuan obat-obatan.

  • Obat-obatan

Anemia bisa diatasi dengan pemberian kortikosteroid (salah satu jenis hormon) atau obat-obatan lainnya yang bisa menekan permasalahan sistem imun. Selain itu, jika anemia terjadi terkait dengan sumsum tulang, maka akan diobati dengan pemberian eritropoietin, hormon yang memiliki peran terhadap proses hematopoiesis, berguna dalam membentuk sumsum tulang pada proses hematopoiesis.

  • Transfusi darah

Jika anda memiliki anemia yang berat, anda mungkin memerlukan transfusi darah yang cocok dengan jenis anda. Ketika sel darah merah yang diproduksi tidak bekerja dengan baik, anemia dapat diobati atau disembuhkan dengan transplantasi. Dalam kasus ini, sumsum tulang dari seorang pendonor dapat menggantikan sumsum tulang yang rusak sehingga tubuh dapat mulai memproduksi sel-sel darah yang sehat.

Mencegah anemia


Anda dapat mencegah beberapa jenis anemia dengan mengonsumsi makanan yang sehat. Makanan yang mengandung zat besi seperti daging merah tanpa lemak, hati, ikan, tahu, kacang-kacangan, lentil, sayuran hijau, dan buah kering baik dikonsumsi untuk mencegah anemia. Selain itu, konsumsi juga makanan yang mengandung vitamin B12 dan asam folat seperti telur, produk susu, bayam, dan pisang. Makanan dan minuman ber-vitamin C juga baik dikonsumsi untuk membantu tubuh dalam menyerap zat besi.


>>> JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DAN KALAU MENG-COPY JANGAN LUPA CANTUMKAN SUMBERNYA :) TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA SEMOGA BERMANFAAT, AMIN..

Rabu, 24 September 2014

MIMISAN

Penyebab Mimisan dan Cara Mengatasinya. Mimisan atau epistaksin adalah pendarahan yang keluar dari lubang hidung, pendarahan tersebut terjadi karena lepasnya mukosa yang mengandung pembuluh darah kecil. Mimisan kerap terjadi pada balita, anak, dan orang dewasa. Banyak yang menyebabkan kenapa mimisan tersebut bisa terjadi, salah satunya faktor perubahan cuaca. Untuk lebih lengkapnya mengenai Penyebab Mimisan baca di bawah ini : 


Penyebab Mimisan
  1.    Cuaca Panas, Pada saat cuaca di sekitar kita panas, maka kelembabanpun berkurang maka terjadilah bagian setrum mengering. Dan pada kondisi tersebut iritasitasi terjadi dan pendarahan keluar.
  2.   Tumor, Mimisan juga dapat terjadi jika seseorang menderita tumor di rongga hidung yaitu angiofibroma. Tumor ini biasa ditemukan pada anak usia muda atau dewasa muda dan seringkali terlihat sebagai benjolan sebesar biji nangka berwarna merah keputihan di hidungnya.
  3.      Saat Demam Berdarah, Dalam keadaan infeksi sistemik seperti demam bedarah anak juga dapat mengalami mimisan, biasanya ini pertanda bahaya pada kasus demam berdarah tersebut dan anak harus mendapatkan perawatan intensif. Pada keadaan demam berdarah mimisan seringkali diikuti perdarahan juga pada organ lain sehingga mimisan karena demam berdarah mudah dibedakan dari mimisan karena sebab lain. Bahaya atau tidaknya mimisan sangat tergantung dari penyebabnya. Mimisan karena demam berdarah sangat berbahaya karena itu pertanda stadium berat.

Meski bagi kebanyakan orang, penyakit mimisan tidak terlalu berbahaya. Tapi, perlu anda sadari jika terus menerus dapat berefek yang lebih besar lagi terhadap diri anda. Nah, adapun cara mengatasi mimisan dengan cepat jika ada yang sedang terkena mimisan atau pendarahan pada hidung dapat di baca di bawah ini:

Cara Mengatasi Mimisan

  •      Telentang sebab aliran darah ke hidung bertambah deras dan darah dapat tertelan ke  belakang.
  •       Bungkukkan badannya ke depan sedikit, lalu beri instruksi agar bernafas dari mulut.
  •       Tekan cuping hidung selama kurang lebih lima menit.
  •      Pada hidungnya bisa diberikan kompres dingin untuk memperlambat aliran darah ke  hidung.
  •      Bila setelah lima menit mimisan belum berhenti, tekan lagi cuping hidung selama 10  menit.
  •       Jika masih tetap berdarah, bawalah anak ke rumah sakit terdekat.
  •    Jangan lupa, akan lebih baik setelah melakukan pertolongan pertama, segera  konsultasikan kondisi ini pada dokter.
Semoga para penderita maupun penolong setelah membaca Penyebab Mimisan dan Cara Mengatasinya dapat menerapkannya jika terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan.



>>> JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DAN KALAU MENG-COPY JANGAN LUPA CANTUMKAN SUMBERNYA :) TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA SEMOGA BERMANFAAT, AMIN..

STUIP (KEJANG)

Kejang demam yang terjadi pada bayi merupakan momok menakutkan bagi para ibu dan orang tua, betapa tidak, jika anak sering mengalami kejang demam dalam waktu lama akan membawa dampak yang kurang baik terhadap kesehatan baik secara fisik maupun psikis, seperti : keterbelakangan mental dan berbagai gangguan lainnya. 

Kejang ( step ) biasanya muncul sebagai akibat lanjutan dari demam tinggi yang tidak diobati, kejang yang disebabkan demam ini biasanya terjadi pada bayi dan anak umur 6 bulan hingga 5 tahun.

Beberapa tanda pada bayi atau anak yang mengalami step diantaranya, tubuh seperti tersentak, air liur keluar, muntah, kulit tampak agak sedikit gelap, bahkan di beberapa kasus ada yang sampai hilang kesadaran.kejang pada umumnya terjadi beberapa detik hingga satu menit.akan tetapi pada kasus tertentu kejang bisa berlangsung hingga 15 menit.

Menurut beberapa ahli bila kejang demam berlangsung sesaat ( hitungan detik ) tidak akan membawa dampak yang berarti, tapi jika keadaan ini terus berlangsung lama dan berulang sesegera mungkin dilakukan tindakan dan pertolongan agar tidak menimbulkan bahaya seperti kerusakan otak sebagai tanda awal dari penyakit lebih serius.

Berikut beberapa pertolongan pertama yang perlu Anda lakukan bila bayi dan anak menderita kejang demam, yaitu :


  • Evakuasi anak ketempat yang aman seperti lantai, kasur serta jauh dari benda-benda dan lingkungan yang berbahaya ( seperti didekat air, api )
  • Miringkan posisi kepala kesalah satu sisi gara mudah untuk mengeluarkan jika ada cairan di saluran pernafasan, atau agar anak tidak tersedak.
  • Longgarkan pakaian yang dikenakan agar tidak mengganngu pernafasan anak ( sesak nafas )
  • Jangan memasukkan sesuatu atau apapun kemulut anak pada saat kejang demam terjadi, termasuk obat-obatan.
  • Jika Anak mengalami kesulitan bernafas ( apnoe ) atau kulitnay membiru ( cianosis ) segera bawa kerumah sakit untuk mendapatkan pertolongan yang lebih komprehensip.



>>> JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DAN KALAU MENG-COPY JANGAN LUPA CANTUMKAN SUMBERNYA :) TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA SEMOGA BERMANFAAT, AMIN..

LEUKEMIA (KANKER DARAH)

DEFINISI
Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga tipe sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oksigen ke dalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).
Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak di masa kecilnya, sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal. Normalnya, sel darah putih mereproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan bereproduksi kembali.
Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya, produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang dengan kondisi seperti ini akan menunjukkan beberapa gejala seperti; mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.

Penyakit Leukemia Akut dan Kronis
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun.

Leukemia diklasifikasikan berdasarkan jenis sel
Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik. Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut leukemia mielositik.

Dari klasifikasi ini, maka Leukemia dibagi menjadi empat tipe sebutan ;

1.   Leukemia Limfositik Akut (LLA). Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
2.     Leukemia Mielositik Akut (LMA). Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut Leukemia Nonlimfositik Akut.
3.   Leukemia Limfositik Kronis (LLK). Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak.
4.     Leukemia Mielositik Kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit.

PENYEBAB
Sampai saat ini penyebab penyakit leukemia belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya leukemia.

1.   Radiasi. Hal ini ditunjang dengan beberapa laporan dari beberapa riset yang menangani kasus leukemia bahwa para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia, penerita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia, leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
2.   Leukemogenik. Beberapa zat kimia dilaporkan telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia inustri seperti insektisida, obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.
3.     Herediter. Penderita Down Syndrom memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.
4.    Virus. Beberapa jenis virus dapat menyebabkan leukemia, seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.

GEJALA
Gejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun demikian secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:

1.     Anemia. Penderita akan cepat lelah, pucat, dan bernapas cepat (sel darah merah di bawah normal menyebabkan oksigen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernapas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oksigen dalam tubuh).
2.   Perdarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan baik karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan di jaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil di jaringan kulit).
3.     Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang terbentuk tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (ingus) dan batuk.
4.      Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.
5.    Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati, dan empedu, yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbullah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.
6.  Pembengkakan Kelenjar Limpa. Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar limpa, baik itu yang di bawah lengan, leher, dada, dan lainnya. Kelenjar limpa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul di sini dan menyebabkan pembengkakan.
7.   Kesulitan Bernapas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernapas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.

DIAGNOSA
Penyakit Leukemia dapat dipastikan dengan beberapa pemeriksaan, diantaranya adalah; biopsi, pemeriksaan darah {Complete Blood Count (CBC)}, CT atau CAT scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), X-ray, Ultrasound, Spinal Tap/Lumbar Puncture.

PENGOBATAN
Penanganan kasus penyakit leukemia biasanya dimulai dari gejala yang muncul, seperti anemia, perdarahan, dan infeksi. Secara garis besar penanganan dan pengobatan leukemia bisa dilakukan dengan satu cara ataupun gabungan dari beberapa metode dibawah ini:

1.       Kemoterapi/intrathecal medications
2.       Terapi Radiasi. Metode ini sangat jarang sekali digunakan
3.       Transplantasi bone marrow (sumsum tulang)
4.       Pemberian obat-obatan tablet dan suntik
5.       Transfusi sel darah merah atau platelet.


Sistem terapi yang sering digunakan dalam menangani penderita leukemia adalah kombinasi antara kemoterapi dan pemberian obat-obatan yang berfokus pada pemberhentian produksi sel darah putih yang abnormal dalam bone marrow. Selanjutnya adalah penanganan terhadap beberapa gejala dan tanda yang telah ditampakkan oleh tubuh penderita dengan monitor yang komprehensif.
Sumber http://www.spesialis.info/?penyebab-penyakit-leukemia-(kanker-darah),311


>>> JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DAN KALAU MENG-COPY JANGAN LUPA CANTUMKAN SUMBERNYA :) TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA SEMOGA BERMANFAAT, AMIN..

Selasa, 16 September 2014

GASTROENTERITIS


A.     Pengertian
Diare adalah suatu keadaan bertambahnya kekerapan dan keenceran BAB, yang lebih dari 3x dengan atau tanpa darah/dengan lendir dalam tinja dalam waktu 20 jam pertama dengan temperature rectal diatas 38ÂșC.
Menurut Suradi dan Rita (2001) diare di artikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi BAB 1x atau lebih dg bentuk encer atau cair. 

B.     Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :
1.      Faktor infeksi
a.      Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare.
·  Infeksi bakteri: vibrio, E. coli, Salmonela
·  Infeksi virus    : entero virus, rota virus
·  Infeksi parasit : cacing dan protozoa
b.      Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan, keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 th.
2.      Faktor Malabsorbsi
a.      Malabsorbsi karbohidrat
b.      Malabsorbsi lemak
c.       Malabsorbsi protein
3.      Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4.      Faktor psikologis, rasa takut dan cemas walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.

C.     Klasifikasi
·  Dehidrasi  ringan BB menurun           2-5%
·  Dehidrasi sedang BB menurun           5-8%
·  Dehidrasi berat BB menurun              8-10%

D.    Tanda dan Gejala
1.      Frekuensi BAB meningkat lebih dari 3-10x/menit
2.      Turgor kulit menurun
3.      Nadi cepat
4.      Nyeri perut
5.      Bising usus meningkat 8-12x/menit
6.      Suhu subfebris (38ÂșC)
7.      Banyak keluar keringat
8.      Mual
9.      Muntah

E.     Manifestasi Klinis
Diare yang berlangsung lama (berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara menetap atau berulang dan penderita akan mengalami penurunan berat badan.
1.      BAB kadang bercampur darah, kadang tidak
2.      Tinja yang berbuih
3.      Konsistensi tinja tampak berlendir
4.      Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak
5.      Penderita merasakan sakit perut
6.      Rasa kembung
7.      Kadang-kadang demam

F.     Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya GE, ialah : masuknya virus, bakteri, atau parasit. Beberapa pathogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi sel-sel, memproduksi cytotoksin dimana merusak sel-sel atau melekat pada dinding usus. Penularan GE bila melalui feka oral dari penderita, beberapa kasus ditemui penyebaran pathogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan asmotik (makanan yang tidak dapat di serap akan menyebabkan tekanan asmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan gizi (intake & output) hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

G.    Penatalaksanaan medis
1.      Pemberian cairan
·  Cairan per-oral : pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang di berikan peroral berupa cairan yang bersifat Nacl dan NaHCO2 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera kadar natrium 90 meg/l, pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan – sedang kadar natrium 50-60 meg/l. formula lengkap disebut oralit, yang tidak lengkap yaitu larutan, gula, garam & tajin karena banyak mengandung NaCl & sukrosa.
·  Cairan parenteral : diberikan pada pasien yang mengalami dehidrasi besar

2.      Obat-obatan : prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit & glukosa atau karbohidrat.

H.    Pemeriksaan fisik
1.      Keadaan umum : lemas, gelisah, lesu
2.      System pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat >35x/menit, nafsu makan menurun
3.      System pernafasan  : dispnea, pernapasan cepat >40x/menit karena osidosis metabolic (kontraksi otot pernapasan)
4.      System cardiovaskuler : nadi cepat >120x/menit & lemah, tensi menurun pada diare sedang.
5.      System integument : warna kulit pucat, turgor kulit menurun >2 detik, suhu tubuh meningkat >37ÂșC, akral hangat, akral dingin (waspada syok), copilary refill time memanjang >2 detik, kemerahan pada daerah perianal
6.      System perkemihan : urine produksi oliguria sampai anuria 200 – 400 ml/24 jam, frekuensi berkurang dari sebelum sakit

I.        Komplikasi
1.      Dehidrasi
2.      Penjatan hipovolemik
3.      Hipoglikemia
4.      Kejang
5.      Malnutrisi

DIAGNOSA
1.     Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
2.    Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berubungan dengan mual dan muntah.
3.   Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.                                

                                                           
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan. Ditandai dengan pasien BAB cair lebih dari 3x/hari, mual, muntah, pasien lemah, turgor kulit menurun.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24jam diharapkan keseimbangan cairan pasien kembali normal.
KH :
a.      intake dan output seimbang
b.      diare berhenti
c.       turgor kulit membaik
d.      tidak mual dan muntah
e.       mukosa bibir lembab
f.        kadar elektrolit dalam batasan normal
Intervensi :
a.      lakukan pendekatan pada penderita
R/ memudahkan kerjasama antara perawat dan pasien
b.      catat frekuensi, jumlah dan konsistensi fases yang keluar
R/ memudahkan mendeteksi dini kekurangan cairan dan elektrolit dalam tubuh
c.       anjurkan penderita untuk minum banyak
R/ untuk mengganti dan memenuhi cairan tubuh per-oral
d.      observasi ttv tiap 3jam sekali atau lebih sering
R/ membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intavaskuler dan mendeteksi dini tanda-tanda dehidrasi.
e.       Anjurkan penderita untuk tidak makan, makanan yang dapat merangsang diare
R/ untuk mencegah diare lebih lama lagi
f.        Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat intravena atau infuse
R/ terapi yang tepat dan cepat dapat mempercepat kesembuhan dan mencegah komplikasi secara dini.

2.      Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berubungan dengan mual dan muntah.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24jam diharapkan kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi.
KH :
a.      Intake nutrisi yang adekuat
b.      Mual muntah tidak ada
c.       Pasien dapat menghabiskan porsi makan yang telah disajikan
d.      HB dalam batas normal : 12-17 gr%
e.       Pasien tidak terlihat anemis
Intervensi :
a.      Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga
R/ mempermudah kerjasama antara perawat dan pasien
b.      Kaji tingkat nutrisi pasien
R/ untuk mengetahui keadaan nutrisi pasien
c.       Beri makan dalam porsi kecil tapi sering
R/ untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
d.      Observasi ttv dan BB
R/ untuk mengetahui keadaan umum dan apakah ada penurunan berat badan selama perawatan
e.       Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
R/ untuk mengetahui obat-obat yang akan diberikan.

3.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
Tujuan : rasa nyeri berkurang atau hilang
KH :
a.      Nyeri menurun sampai dengan hilang
b.      Skala nyeri turun menjadi 0
c.       Durasi menurun sampai hilang
Intervensi :
a.      Atur posisi nyaman pasien, missal dengan lutut fleksi
R/ menurunkan tegangan abdomen
b.      Lakukan pengalihan aktivitas untuk member rasa nyaman seperti massage punggung dan kompres hangat abdomen
R/ meningkatkan relaksasi, mengalihkan focus pertatian pasien dan meningkatkan kemampuan koping
c.       Berikan area anorektal dengan sabun ringan dan air setelah defekasi dan berikan perawatan kulit
R/ melindungi kulit dari keasaman feses mencegah iritasi
d.      Kaji keluhan nyeri (skala 0-10) perubahan karakteristik nyeri, petunjuk verbal dan non verbal
R/ mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya
e.       Kolaborasi pemberian obat analgetik dan antikolinergik sesuai indikasi

R/ analgetik sebagai antinyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme fraktus GE dapat diberikan sesuai indikasi klinis.



>>> JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DAN KALAU MENG-COPY JANGAN LUPA CANTUMKAN SUMBERNYA :) TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA SEMOGA BERMANFAAT, AMIN..